Jalan-jalan ke Taman Buah Mekarsari

Perjalanan dua jam yang pengap, panas, dan membuat perut teraduk-aduk meskipun jalan tidak seburuk di daerah pedalaman Kalimantan akhirnya terobati setelah sampai di hamparan yang hijau dan segar di Taman Wisata Mekarsari.  Dengan membayar IDR15K, kami sekelompok orang yang selalu ribut namun baik hati masuk kedalam tempat wisata di salah satu kantung hijau diantara kepadatan yang luar biasa di Jabodetabek.  Memang pantas taman ini menjadi salah satu tempat rekreasi keluarga.

Pengunjung yang tidak menggunakan kendaraan masuk melalui pergola yang panjang, dengan tumbuhan bunga merambat yang menutupinya, melindungi kami dari panas matahari yang sangat menyengat walaupun masih jam 9 pagi.  Setelah berjalan kira-kira 100m, kami sampai di gedung pelayanan pengunjung yang berada di bagian depan tengah tempat ini.  Berdasarkan info dari bagian informasi dan pengalaman salah satu anggota rombongan kami putuskan untuk mengambil paket perjalanan keliling kebun yang menggunakan Kereta Keliling.  Dan kemudian kami memang lihat kebun ini sangat luas dan memang lebih baik jika kami ditemani guide yang dapat memberikan informasi tentang tempat ini dengan lebih baik, apalagi guidenya ‘bening’ gan.

Paket wisata kereta keliling ini berharga IDR50K, dengan harga sekian kita dapat memperoleh banyak fasilitas yaitu; kereta keliling, guide, voucher buah dan minuman, serta souvenir.  Menurut saya paket ini bernilai lebih dari harganya.  Karena selain dapat pemberlajaran, kita juga dapat menikmati buah-buahan dari voucher tersebut.
Lanjut ke petualangan kami, dari dalam kereta keliling kami dapat melihat taman-taman bunga yang tersusun rapi dan cantik sebelum memasuki  bagian perkebunan buah.  Disebelah kiri tampak gedung pusat manajemen yang memiliki air terjun yang tinggi, mungkin maunya meniru air terjun Niagara di Amerika sana. 

Setelah melewati beberapa kebun buah, kami singgah di rumah kaca tempat pemeliharaan tanaman melon emas.  Di samping rumah kaca dua orang pegawai kebun menyambut kami dengan potongan melon emas dalam nampan, tanpa peringatan saya langsung mengambil satu potong melon yang berukuran kecil tersebut.  Tidak seperti melon yang biasa saya lihat di toko buah, melon ini berkulit kuning mulus, daging buahnya lebih lembut dan manis.  Terasa sangat menyegarkan, sayangnya tidak ada voucher untuk buah ini, di pemberhentian ini kami menukarkan  voucher untuk minuman sari buah yang terasa sangat menyegarkan.

Perjalanan dilanjutkan dengan beberapa kebun buah lagi dan sawah yang tidak terlalu luas.  Pemberhentiannya selanjutnya adalah kebun buah salak, dikebun ini udaranya terasa lebih sejuk karena dibadingkan kebun-kebun sebelumnya penutupan tajuk pohon lebih rapat di kebun ini, tapi bukan tajuk salak, melainkan tajuk pohon-pohon pelindung yang memang dibutuhkan tanaman salak untuk tumbuh lebih baik.  Disini kami menukarkan voucher buah pertama kami, setengah kilogram buah salak yang manis (beberapa buah sudah agak tua, jadi terasa tawar).  Setelah mengambil beberapa foto beramai-ramai, kereta keliling kembali merayapi jalan aspal yang mulus.

Kembali melewati beberapa kebun buah seperti durian, rambutan, matoa, sukun dan lain sebagainya, kami berhenti di kebun belimbing.  Dikebun ini tampak pohon-pohon belimbing dengan diameter batang utamanya sudah sekitar 20 cm, di pondok penyambut pengunjung kami melihat buah-buah belimbing dengan ukuran yang terbilang jumbo, panjangnya sedikit lebih panjang dari telapak tangan orang dewasa.  Beberapa potong belimbing dipotong untuk kami nikmati, sungguh terasa segar di tengah udara yang semakin panas karena hari menjelang siang.  Disamping tumpukan belimbing terdapat keranjang berisi rambutan, tanpa disuruh saya langsung mengambil, mengupas dan memakannya.  Disamping kami seorang pengunjung lainnya sedang dilayani petugas yang sedang memotong buah yang sekilah mirip nangka, tetapi bukan nangka, namun dari warna kulitnya saya tau itu bukan cempedak.  Ternyata itulah buah nangkadak, buah jadi-jadian dari persilangan nangka dan cempedak, dengan 60% gen-nya cempedak, sisanya nangka (kenapa namanya tidak cemnangka aja ya???). 

Dikebun belimbing kami menukarkan voucher buah selanjutnya, masing-masing kami mendapatkan satu buah belimbing yang ukurannya jumbo tersebut.
Perjalanan dilanjutkan melewati kebun buah lagi (namanya juga kebun buah), sambil kereta bergerak guide menjelaskan bahwa kebun durian tidak termasuk paket kami hari ini karena kebun durian buka setiap hari sabtu dan minggu (sayang sekali).  Setelah melewati lokasi atraksi seperti outbond dan paintball kami turun di tepi danau dimana terdapat fasilitas bebek-bebekan, bagi mereka yang tertarik dapat menyewa satu bebek untuk dua orang.  Sambil mengengkol anda dapat mengelilingi danau, namun perlu diingat, jangan bermain bebek-bebekan air di danau pada siang hari seperti yang teman saya lakukan dalam kunjungan ini, karena sangat panas.

Sambil menikmati bekal yang kami bawa (kecuali saya), kami duduk-duduk di pinggir danau yang ditumbuhi pohon-pohon rindang yang setiap pohonnya ditempeli paku tandu rusa yang menimbulkan kesan alami dan artistik.  Angin sepoi-sepoi terasa sangat nyaman dan membuat saya ngantuk, namun tidak sampai membuat saya tidur.
Tengah hari sudah sampai, kampung tengah sudah berdemonstrasi menuntut pemenuhan kebutuhannya dan kami tidak ingin demonstrasi itu menjadi semakin anarkis, akhirnya kami beranjak dan kembali naik kereta keliling menuju gedung pusat pelayanan untuk mencari makan.  Sebelum makan kami menukarkan voucher souvenir kami, ternyata voucher itu senilai dengan sebuah cangkir porselin bergambar tamana buah mekarsari, lumayan buat nambah cangkir dirumah yang cuma dua buah. 

Setelah makan kami putuskan untuk segera pulang, namun ternyata masih ada satu  lagi kenang-kenangan buat kami, yaitu bibit pohon.  Masing-masing dari kami dipersilahkan memilih satu bibit pohon yang tersedia di bagian bibit untuk dibawa pulang kerumah masing-masin.  Ternyata secara tidak langsung, kita dan taman Mekarsari dapat ikut serta dalam mememperlambat pemanasan global.

Akhirnya, dengan membawa satu polibag tanaman yang berbeda-beda kami pulang menggunakan angkot kembali ke Bogor.  Dan tragisnya, dengan membawa polybag tersebut kami karaokean.   Liburan yang seru!.

Post a Comment for "Jalan-jalan ke Taman Buah Mekarsari"