Menyelamatkan Diri dalam Kecelakaan Pesawat Terbang

Banyak orang memiliki setidaknya sedikit kekhawatiran tentang terbang dengan pesawat terbang, memperhatikan setiap saat lepas landas sebagai gurauan dalam permainan hidup-mati. Apalagi dengan track record penerbangan di Indonesia, dengan korban terahirnya saat ini, yaitu Sukhoi Superjet 100 dari Rusia yang menabrak Gunung Salak. Meskipun sepertinya siapa yang bertahan dan siapa yang tidak adalah murni faktor keberuntungan, ada informasi dasar yang substansial tentang kecelakaan pesawat yang menunjukkan sebaliknya. Mengetahui 7 hal berikut ini mungkin bisa menyelamatkan hidup Anda jika Anda menjadi salah satu orang yang mengalami kecelakaan pesawat.

  1. Sebagian Besar Penumpang Pesawat selamat dalam Kecelakaan Pesawat
    Jangan naik pesawat atau abaikan pemikiran bahwa kecelakaan pesawat adalah kalimat kematian, karena lebih dari 76,6% dari semua orang yang terlibat dalam kecelakaan pesawat bertahan hidup. Menurut Panduan Survivor oleh Ben Sherman perbedaan utama pada mereka yang selamat dan tidak adalah persiapan dan pola pikir mereka saat terjadi kecelakaan pesawat. Dalam kasus Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak, kecelakaan pesawat tidak  memberi kesempatan kepada penumpang untuk bertahan hidup, karena pesawat  lansung hancur berantakan saat menabrak dinding gunung.
  2. Formula Plus Tiga, Minus Delapan
    Menurut David Palmerton, ahli dari US Federal Aviation Administration (FAA) tentang kecelakaan pesawat, terdapat waktu 11 menit yang saat penting dalam penerbangan dimana anda perlu waspada. Waktu itu adalah tiga menit saat lepas landas dan terakhir 8 menit sebelum mendarat, waktu ini merupakan waktu dimana 80% kecelakaan pesawat terjadi, biasanya karena cuaca basah. Tetap tenang, tunda tidur siang Anda, dan jangan mengubur wajah Anda dalam sebuah buku dan ikuti aturan "plus tiga dan minus delapan".
  3. Bersiaplah untuk terpisah dengan barang bawaan anda anda
    Kebanyakan orang yang bertahan hidup pada awal dari kecelakaan pesawat, tetap kehilangan hidup mereka, hal ini terjadi karena mereka mencoba untuk mengambil barang di bagasi mereka dan membawanya. Apa pun yang benar-benar penting bagi Anda dan bersifat sentimentil harus berada dalam saku Anda - ingat hidup Anda lebih penting dari iPod Anda.
  4. Anda Punya waktu 90 detik untuk keluar dari pesawat
    Dalam 90 detik, kabin pesawat dapat mencapai suhu yang akan melelehkan kulit manusia. Itulah semua waktu yang Anda punya untuk keluar dari pesawat yang terbakar dan salah satu alasan untuk mengetahui dan mengikuti 5 baris peratuaran penerbangan dan tahu di mana pintu darurat pesawat Anda berada.
  5. Buatlah Rencana Aksi
    Kuncinya adalah untuk memiliki paling tidak satu rencana, karena orang cenderung melakukan hal-hal yang sangat aneh ketika menghadapi situasi yang sangat stres dan mereka tidak siap. Hal-hal seperti meninggalkan bayi mereka di belakang atau duduk shock di kursi mereka saat pesawat yang mereka tumpangi terbakar ke tanah. Ben Sherman menyebutnya "ketidakpedulian aktif", sebuah fenomena hadir di semua bencana besar seperti gempa bumi, serangan teror, dan kecelakaan pesawat.
  6. Tinggalkan Stocking, Sepatu Hak Tinggi, Dan Makanan Tambahan
    Kain seperti nilon memiliki titik leleh rendah, mudah memabakar ke dalam kulit anda pada saat terjadi kebakaran setelah terjadi kecelakaan, dan sepatu hak tinggi tidak baik untuk berjalan (apalagi berlari). Juga, alasan lain untuk mengurangi makanan ringan atau yang menyebabkan kegemukan - menurut statistik kecelakaan pesawat, laki-laki yang ramping bernasib lebih baik. Orang yang lebih kecil lebih banyak kesempatan untuk melewati tempat-tempat yang sempit dan meiliki langkah yang lebih banyak sehingga bisa menyelamatkan hidup Anda.
  7. Pastikan Seat Belt Anda terpasang dan kuatkan posisi tubuh
    Kadang melepaskan seat bealt saat berada dalam suatu penerbangan membuat kita merasa "cool(keren)"  - itu sampai Anda terlempar ke kursi di depan Anda dengan kekuatan beberapa ribu kilo. Menjaga sabuk pengaman Anda dan diikat erat tidak hanya dapat menyelamatkan hidup Anda, tetapi juga melindungi Anda dari cedera dalam turbulensi kasar. Pastikan Anda membaca pamflet keselamatan di pesawat dan mengenakan sabuk pengaman erat diikat. Saat Anda sedang di dalam pesawat, mengambil posisi yang kokoh dan tepat akan sangat mengurangi peluang Anda untuk mengalami cedera kepala.
Kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di Gunung Salak memberikan kita pelajaran bahwa manusia sangat lemah. Apapun yang sudah kita rencanakan, Tuhan-lah yang menentukan, tapi bukan berarti kita tinggal pasrah, kita harus membuat rencana untuk menghadapi hal-hal yang mungkin terjadi  tanpa kita duga sebelumnya. Rencanakanlah yang terburuk, tapi berharaplah yang terbaik.

Sumber: http://foxnomad.com