Kalimantan
Barat dengan kekayaan alamnya yang masih tersisa, menyimpan potensi yang sangat
besar bagi pengembangan ekowisata.
Kekayaan tersebut berada dalam hutan-hutan di pedalaman dan kawasan-kawasan
konservasi yang masih dilindungi.
Potensi wisata tersebut dapat berbentuk kekayaan spesies dan keunikan
ekosistem. Beberapa kawasan tersebut
dapat disebutkan sebagai berikut.
Taman Wisata
Alam Selimpai
Kawasan ini
terletak di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas sekitar 300 km dari kota
Pontianak. Taman wisata ini memang
pantas disebut sebagai taman, pasir putih dan komunitas tumbuhan cemara pantai
yang tampak seperti ditanam membuat kawasan ini sangat nyaman untuk dikunjungi
untuk berekreasi.
Taman wisata
alam Selimpai Paloh adalah salah satu tempat yang menjadi lokasi bersarangnya
penyu-penyu. Beberapa jenis penyu yang
bersarang di kawasan ini adalah penyu sisik (Eretmochelys imbricate), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), penyu belimbing (Dermocelys coriaceae), penyu hijau(Chelonia mydas), penyu tempayan (Caretta carretta), dan penyu pipih (Natator depresus).
Beberapa
spesies fauna lain yang dapat ditemukan adalah pesut, biawak, kera ekor
panjang, buaya, beberapa jenis burung dan kura-kura.
Selimpai
dapat dicapai dengan transportasi umum (bus) Pontianak- Sambas lebih kurang 5
jam, dilanjutkan dengan ojek atau angkutan desa Sambas – Paloh selama 2 jam dan
menggunakan perahu motor untuk menyebrang dari Paloh ke Selimpai.
Taman
Nasional Danau Sentarum
Taman
Nasional Danau Sentarum terletak di Kabupaten Kapuas Hulu, sekitar 700 km dari
muara sungai Kapuas yang airnya dipasok dari danau ini pada musim kering. Danau Sentarum merupakan salah satu ekosistem
terunik di dunia, ekosistem danau ini terendam air pada musim hujan selama 9
bulan. Pada sisa waktu dalam setahun
danau ini akan mengering dan menyisakan hamparan lumpur kering dan pecah-pecah.
Beberapa
spesies fauna yang dapat kita temui di kawasan ini antara lain ikan Linut (Sundasalanx
cf. microps), ikan silok atau Arwana (scleropages formosus) dan dan
Ulang-uli (botia macracranthus). Buaya Muara (Crocodylus porosus), Buaya Senyulung (Tomistoma schlegelli), Labi-labi, Ular,
Biawak, dll. Bahkan Buaya Katak atau Buaya Rabin (Crocodylus raninus) yang di
Asia telah dinyatakan punah masih diketemukan di kawasan ini.
Untuk
mencapai Danau Sentarum, dapat dilakukan dengan transportasi umum (bus) Pontianak-Sintang
selama 8-10 jam, dilanjutkan dengan bus Sintang-Semitau sekitar 3-4 jam atau
Sintang-Semitau menggunakan longboat (bandong) ditempuh sekitar tujuh jam. Dari
Semitau ke lokasi menggunakan perahu motor jurusan Lanjak. Pontianak-Putussibau
dengan pesawat terbang sekitar dua jam dan dari Putussibau ke Nanga Suhaid
dengan longboat sekitar tujuh jam.
Taman
Nasional Betung Kerihun
Taman nasional Betung Kerihun memiliki
tipe ekosistem hutan yang sangat beragam.
seperti hutan dataran rendah, sekunder tua, Dipterocarpus, sub-montana,
dan montana. Satwa menarik yang dapat
kita temui dalam kawasan ini antara lain klasi (Presbytis rubicunda
rubicunda), orangutan (Pongo satyrus), klampiau (Hylobates
muelleri), kepuh (Presbytis frontata frontata), dan kokah (P.
femoralis chrysomelas); rusa sambar (Cervus unicolor brookei),
tangkasi (Tarsius bancanus borneanus), owa Kalimantan (Hylobates
muelleri), klasi (Presbytis rubicunda rubicunda), beruang madu (Helarctos
malayanus euryspilus), lutra (Lutra sumatrana), dan kancil (Tragulus
napu borneanus)burung
julang emas (Aceros undulatus) dan enggang gading (Rhinoplax vigil)
yang merupakan maskot satwa Propinsi Kalimantan Barat.
Cara
pencapaian lokasi: Pontianak – Putussibau dengan kendaraan roda empat sekitar
18 jam atau dengan Pesawat kecil Cessna sekitar 2,5 jam.
Taman
Nasional Gunung Palong
Taman
Nasional Gunung Palung memiliki keaneka-ragaman hayati bernilai tinggi dan
dapat dikatakan memiliki ekosistem tropis yang , dan berbagai tipe ekosistem seperti
hutan mangrove, hutan rawa, rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan pamah
tropika, dan hutan pegunungan yang selalu ditutupi kabut.
Satwa menarik
yang dapat kita temui di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus),
orangutan (Pongo satyrus),
bajing tanah bergaris empat (Lariscus
hosei), kijang (Muntiacus
muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina),
klampiau (Hylobates
muelleri), kukang (Nyticebus
coucang borneanus), rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus),
ayam hutan (Gallus gallus),
enggang gading (Rhinoplax
vigil), buaya siam (Crocodylus
siamensis), kura-kura gading (Orlitia
borneensis), dan penyu tempayan (Caretta
caretta). Tidak kalah menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis)
yang sangat langka, dan sulit untuk dilihat.
Lokasi TNGP
dapat di capai dari Ketapang (ibukota Kabupaten Ketapang dengan pesawat selama
1,5 jam, atau dengan kapal motor antara 6-7 jam, dilanjutkan ke Sukadana
(kendaraan roda empat) sekitar dua jam. Dari Sukadana ke lokasi melalui Sungai
Meliya dengan longboat (bandong) sekitar empat jam. Bisa juga dicapai dengan
jalur Pontianak - Teluk Batang menggunakan speed boat empat jam dan dilanjutkan
ke Teluk Melano (kendaraan roda dua) sekitar satu jam. Pontianak - Teluk Melano
(speed boat) antara 9-10 jam.
Informasi yang lebih lengkap dapat anda baca di http://www.dephut.go.id
Post a Comment for "Ekoturisme Kalimantan Barat"