Suasana Ramadhan di Kota Pontianak

Ramadhan selalu berbeda dari bulan-bulan lainnya, bulan suci yang membawa berkah untuk siapa saja yang mau meraihnya, bahkan untuk masyarakat non-muslim. Di kota Pontianak suasana ramadhan sangat terasa bedanya dari bulan lainnya dalam setahun, beberapa tanda alam yang dapat kita lihat di kota Pontianak saat bulan Ramadhan adalah:

Masjid penuh - Masjid tidak pernah dipenuhi orang-orang yang shalat pada malam hari kecuali pada bulan ramadhan. Semua orang muslim berbondong-bondong mendatangi masjid pada malam ramadhan untuk melaksanakan Qiyamulramadhan (shalat tarawih). Namun biasanya keramaian ini hanya bertahan hingga pertengahan ramadhan, dari pertengahan hingga akhir ramadhan keramaian akan pindah ke pusat perbelanjaan pakaian.

Pasar yang semakin ramai - hal ini sangat mudah di amati dan mungkin di semua daerah seperti ini juga. Kalau dipikir mungkin pasar menjadi semakin ramai karena ibu-ibu yang belanja terkonsentrasi pada waktu-waktu tertentu pada sore hari. Namun, konsumsi yang semakin besar saat bulan ramadhan tampaknya juga mempengaruhi hal ini.

Pedagang kue menjamur - Pada bulan Ramadhan, muncul pedagang kue musiman hampir di semua jalan di kota Pontianak. Pedagang kue ini dapat berasal dari semua golongan, beberapa diantaranya bahkan mungkin adalah pedagang kue dadakan yang berjualan hanya pada bulan ramadhan. Parahnya, karena jualannya di tepi jalan menyebabkan jalanan menjadi macet.

Sotong Pangkong - Kuliner yang satu ini benar-benar khas di kota Pontianak, dan memang satu-satunya di Indonesia. Sotong pangkong adalah cumi-cumi kering yang dipanggang kemudian di pangkong* dan selanjutnya dihidangkan dengan sambal cair berbahan  udang ebi atau kacang. Jika malam-malam anda melewati jalan merdeka barat di kota pontianak, semerbak aroma sotong yang dipanggang akan mengundang anda untuk singgah dan merasakannya. Pastikan anda merasakannya walaupun sekali, karena  kuliner ini memang spesial Ramadhan di kota Pontianak. Untuk saat ini, sotong pangkong tidak hanya dapat kita temui di jalan merdeka, tetapi sudah ada di banyak sudut kota Pontianak lainnya.

Meriam Karbit - Atraksi budaya ini juga termasuk salah satu ciri khas Pontianak di bulan Ramadhan. Dentuman gas terbakar dari karbit yang terendam merayapi langit malam kota Pontianak menggetarkan kaca-kaca rumah masyarakat hingga radius 5 km dari meriam. Dahulu bunyi meriam ini di gunakan untuk membangunkan masyarakat kota Pontianak untuk sahur, namun setelah sempat dilarang pada tahun 90-an meriam karbit dapat kita dengar hanya pada beberapa malam sebelum idul Fitri. Untuk menikmati ledakan dari meriam-meriam kayu besar ini kita bisa datang ke tepian sungai kapuas melalui jalan di samping jembatan tol, atau jalan Imam Bonjol dan jalan Adi Sucipto untuk meriam sisi sungai sebelah kota, atau datang ke dekat keraton Kadariah dan dan masjid Jami' Pontianak tangjung raya. Ada juga meriam yang dibunyikan di sisi tanjung raya 2 yang dapat diakses  melalui jalan ke arah cafe Serasan.

Demikianlah beberapa tanda alam kota Pontianak di bulan Ramadhan, semoga cukup menghibur dan bermanfaat. Salam.

Gambar: Meriam Karbit/ Sugeng Hendratno/Foto Antara

Post a Comment for "Suasana Ramadhan di Kota Pontianak"