Lebih lanjut, kedua ilmuan tersebut menjelaskan Magma adalah campuran dari batuan padat dan cair yang mengandung gas-gas terlarut. Hingga 6%-nya adalah air, yang berarti dalam satu meter kubik magma menampung hingga 100 kg air. Dalam bentuk cair yang 100 liter , yang, beralih ke uap di 30C , akan udara jenuh dengan volum 4.000 meter kubik udara. Pada suhu -50C , jenis suhu yang dialami di puncak tertinggi awan letusan gunung berapi, itu lebih seperti seratus juta meter kubik . " Dalam konteks meteorologi angka-angka itu sangat besar, " kata Williams.
Bukannya hanya dengan air saja sudah cukup untuk membuat petir, menurut Williams ada proses yang harus dilewati dalam terbentuknya petir tersebut. Pertama, partikel air yang lepas dari jebakan magma bertabrakan satu sama lain hingga terjadi penumpukan muatan statis. Kedua , partikel positif dan negatif akan terpisah, petir adalah percikan antara kedua muatan tersebut dengan jumlah dan daerah berbeda. Dalam awan petir yang lebih kecil, es yang bermuatan positif umumnya mengumpul lebih besar diatas, sedangkan gumpalan air bermuatan negatif lebih cepat jatuh berada dibagian bawah, jika awan terbentuk cukup tinggi, dua gumpalan terpisah cukup jauh untuk memicu petir. Williams dan McNutt berpikir hal yang sama terjadi di atas gunung berapi.
Mike James dari grup peneliti vulkanologi dan geohazard di Universitas Lancaster berpendapat bahwa mekanisme pengisian muatan listrik statis berbeda dengan yang diungkapkan Williams. James lebih menyukai pendapat bahwa pecahan percikan magma selama ledakan adalah pendorong terjadinya perbedaan muatan listrik yang kemudian menyebabkan munculnya petir.
Williams sendiri dapat menerima bahwa teorinya kurang sempurna - karena beberapa gunung berapi tidak mengeluarkan petir, sementara laporan lain menyebutkan munculnya petir pada erupsi gunung berapi yang lebih kecil dengan jangkauan material erupsi lebih rendah. Jadi, menurut Williams, pasti ada penjelasan lain mengenai petir di atas erupsi gunung berapi.
Jadi, penjelasan tentang petir diatas erupsi gunung berapi hingga saat ini masih berupa perkiraan-perkiraan yang belum dapat dijabarkan secara lebih tepat. Namun Anda dapat memilih salah satu dari kedua pendapat diatas, kecuali Anda berminat untuk ikut memikirkan penjelasannya.
Gambar: Petir di atas gunung berapi di Chilie
Bukannya hanya dengan air saja sudah cukup untuk membuat petir, menurut Williams ada proses yang harus dilewati dalam terbentuknya petir tersebut. Pertama, partikel air yang lepas dari jebakan magma bertabrakan satu sama lain hingga terjadi penumpukan muatan statis. Kedua , partikel positif dan negatif akan terpisah, petir adalah percikan antara kedua muatan tersebut dengan jumlah dan daerah berbeda. Dalam awan petir yang lebih kecil, es yang bermuatan positif umumnya mengumpul lebih besar diatas, sedangkan gumpalan air bermuatan negatif lebih cepat jatuh berada dibagian bawah, jika awan terbentuk cukup tinggi, dua gumpalan terpisah cukup jauh untuk memicu petir. Williams dan McNutt berpikir hal yang sama terjadi di atas gunung berapi.
Mike James dari grup peneliti vulkanologi dan geohazard di Universitas Lancaster berpendapat bahwa mekanisme pengisian muatan listrik statis berbeda dengan yang diungkapkan Williams. James lebih menyukai pendapat bahwa pecahan percikan magma selama ledakan adalah pendorong terjadinya perbedaan muatan listrik yang kemudian menyebabkan munculnya petir.
Williams sendiri dapat menerima bahwa teorinya kurang sempurna - karena beberapa gunung berapi tidak mengeluarkan petir, sementara laporan lain menyebutkan munculnya petir pada erupsi gunung berapi yang lebih kecil dengan jangkauan material erupsi lebih rendah. Jadi, menurut Williams, pasti ada penjelasan lain mengenai petir di atas erupsi gunung berapi.
Jadi, penjelasan tentang petir diatas erupsi gunung berapi hingga saat ini masih berupa perkiraan-perkiraan yang belum dapat dijabarkan secara lebih tepat. Namun Anda dapat memilih salah satu dari kedua pendapat diatas, kecuali Anda berminat untuk ikut memikirkan penjelasannya.
Gambar: Petir di atas gunung berapi di Chilie
Post a Comment for "Fenomena Petir diatas Gunung Kelud (2)"