Raptor Migrasi: Oriental Honey Buzzard


Indonesia adalah negara tropis dengan kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi yang menjadi salah satu negara tujuan burung-burung migrasi dari berbagai wilayah di bumi ini. Salah satu jenis burung yang setiap tahunnya melakukan migrasi ke Indonesia adalah jenis burung raptor Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhyncus) atau secara Internasional dikenal sebagai Oriental Honey Buzzard.

Klasifikasi
Sikep Madu Asia memiliki nama ilmiah Pernis ptilorhynchus orientalis atau Pernis orientalis untuk jenis ras oriental atau pengembara (migrasi). Sikep Madu Asia termasuk dalam Ordo Falconiformes yaitu keluarga Elang dengan Familly Accipitridae dan Genus Pernis.  Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhynchus) atau sering dikenal dengan istilah Oriental Honey Buzzards adalah burung pemangsa yang hidup di kawasan hutan, kawasan lahan yang terolah, dan semi-gurun (Ferguson and Christie 2005).

Morfologi
Burung ini berukuran sedang antara 45 cm-50cm. Warna sangat bervariasi dalam bentuk, kecerahan, normal, dari dua ras yang berbeda. Warna bulu menyerupai elang, yang berbeda adalah pola warna bulu. Terdapat garis-garis yang tidak teratur pada ekor. Semua jenisnya memiliki tenggorokan berbercak pucat kontras, dibatasi oleh garis tebal hitam. Ciri khas ketika terbang, kepala relatif kecil menyempit, leher agak panjang, sayap panjang menyempit, ekor berpola. Pada saat soaring ekor cenderung mengembang. Iris jingga, paruh abu-abu, beberapa perjumpaan memiliki sera kuning, bulu berbentuk sisik (Ornithological Society of Japan 2000).

Biologi
Seperti European Honey Buzzard, makanan utama OHB didominasi larva, pupa, dan lebah dewasa, tawon, selain itu adalah serangga lain, reptil, katak, mamalia kecil, dan burung muda atau terluka. Burung ini biasanya biasanya soliter dan lebih sering bersembunyi, tapi kadang-kadang berkumpul dalam kawanan kecil ketika melakukan migrasi atau pindah secara lokal sebagai respon terhadap persediaan makanan. Perkembangbiakan terjadi selama musim panas dalam hubungan erat dengan fluktuasi kelimpahan makanan. Selama proses kawin, sepasan burung biasanya tampak di udara terbang seperti rollercoaster dan saling berputar-putar, dan khas. Sarang sarang berukuran hingga 80 sentimeter dan biasanya terbuat dari ranting dan daun, terletak pada ketinggian 6-28 meter di pohon. Betina rata-rata menghasilkan dua telur, yang diinkubasi selama  28 sampai 35 hari. Setelah menetas, jantan dan betina berperan dalam memberi makan anak yang menjadi dewasa setelah sekitar lima sampai enam minggu dan menjadi mandiri setelah lima sampai delapan minggu.

Sarang dan Anak Sikep Madu Asia (www.flickr.com)

Distribusi
Sikep Madu Asia (SMA) berkembang biak di bagian Selatan Siberia, Utara Mongolia, Timur Laut Cina, Korea dan Jepang yang kemudian bermigrasi ke arah Selatan pada musim dingin (Ornithological Society of Japan 2000). SMA ini merupakan salah satu dari burung pemangsa yang bermigrasi yang menghabiskan waktu musim dingin di Asia Tenggara yang dijadikan sebagai habitat musim dingin. SMA terdistribusi ke Filipina, Malaysia, Indonesia, dan Timor Leste. (Ornithological Society of Japan 2000).

Migrasi
Penelitian Yamaguchi et al. (2008) terhadap tujuh burung yang diberi pelacak mengungkapkan bahwa semua SMA dalam penelitiannya (dari Jepang) yang bermigrasi ke Asia Tenggara akan bergerak menuju semenanjung Malaysia, tetapi arah dan titik pangkalan berbeda antar individu. Setelah mencapai Sumatera, tujuh burung mengubah arah pergerakan ke arah timur laut: satu individu tiba di Pulau Mindanau dan enam individu mengakhiri migrasi untuk menetap selama musim dingin di Pulau Kalimantan.
Setiap tahunnya, SMA melakukan dua tipe migrasi, yaitu migrasi musim gugur (autumn migration) dan migrasi musim semi (spring migration). Migrasi musim gugur yang dilakukan oleh individu SMA dilakukan pada bulan September dari breeding habitat di Jepang kemudian sampai di habitat musim dingin di kawasan Asia Tenggara sekitar bulan Desember (Argos 2003). Migrasi musim semi dilakukan pada akhir bulan Februari dari habitat musim dingin. Individu SMA kembali ke habitat asalnya sekitar bulan Mei (Higuchi et al. 2005). Alasan adanya perbedaan rute migrasi di antara dua spesies SMA belum diketahui.

Status dan ancaman
Dalam daftar satwa yang dipublikasikan oleh IUCN, OHB diklasifikasikan sebagai satwa dengan status Least Consern. Populasi global OHB diperkirakan antara 100,000 sampai 1,000,000 individu, sehingga burung ini tidak dianggap dalam kondisi terancam. Karena itu statusnya termasuk Least Concern.

Sumber:
http://www.arkive.org/oriental-honey-buzzard/pernis-ptilorhyncus/
Ameliawati, Presti, 2014, Pemodelan Distribusi Habitat Musim Dingin dari Raptor Migran Sikep Madu Asia (Pernis ptylorhynchus) di Jawa Barat Berbasis Data Satellite-Tracking

Post a Comment for "Raptor Migrasi: Oriental Honey Buzzard"