Apakah lantai bambu lebih baik daripada kayu?
Terdapat beberapa kelebihan pada pilihan lantai kayu keras dan bambu. Lantai dari kayu keras seperti yang dapat kita temui di toko bangunan memiliki variasi warna, lebar dan kehalusan; sedangkan bambu terbatas hanya pada beberapa macam tingkat kegelapan; yang paling banyak tersedia adalah yang berwarna alami (warna pirang terang), dan berkarbonisasi (warna coklat medium yang dibuat dengan memanaskan bambu, yang membuatnya agak lembut). Baik lantai kayu maupun lantai bambu, keduanya tahan lama, menarik, dan relatif mudah untuk dipasang.
Tapi apakah bambu ramah lingkungan?
Ada pendapat yang mengatakan bahwa lantai bambu lebih berkelanjutan daripada lantai kayu keras. Suatu penelitian menyimpulkan bahwa bambu menahan lebih banyak karbon daripada pohon, sehingga membantu dalam menangkal perubahan iklim global. Pohon meranti dan jenis kayu lainnya memerlukan waktu lama untuk dewasa; di lain pihak, bambu dapat diperbaharui, cepat tumbuh dan cepat beregenerasi setelah dipangkas. Bambu tumbuh dengan cepat, dan telah menjadi pilihan populer untuk membuat lantai, sehingga banyak lahan hutan di Asia dilaporkan telah ditebang agar penduduk setempat dapat menumbuhkan bambu.
Membabat hutan untuk menumbuhkan bambu tidak terdengar ramah lingkungan?
Sebenarnya tidak seperti itu, inilah yang menyebabkan mengapa saat ini banyak orang percaya bambu bukanlah merupakan produk ramah lingkungan -- melainkan kehijauan (membicarakan warnanya). Selain itu terdapat juga keprihatinan mengenai pengangkutan produk tersebut ke berbagai pelosok dunia, yang mengurangi nilai ramah lingkungannya, dan penggunaan formaldehid dalam sekian banyak proses pembuatan lantai bambu dikhawatirkan menjadi kandungan yang menyebabkan kanker. Selain itu, beberapa kritik menyebutkan bahwa kecepatan tumbuh bambu seringkali karena penambahan pupuk dan pestisida sintetik.
Anda telah sangat menyurutkan keinginan saya untuk menggunakan lantai bambu. Terima kasih banyak.
Bambu tetap memiliki banyak sifat berkelanjutan, seperti yang dijabarkan sebelumnya, dan ada beberapa kemajuan yang dibuat dalam metode pemrosesannya.
Jadi sebenarnya bambu berkelanjutan atau tidak sih?
Di luar negeri, bambu telah dikategorikan sebagai material ramah lingkungan. Perlu diingat bahwa ada pilihan lain yang mungkin sama "hijau" atau "lebih hijau" daripada bambu. Gabus, linoleum, dan kayu keras yang dikeringkan cukup menarik untuk dijadikan alternatif pembuatan lantai yang ramah lingkungan. Lihat dengan cermat pada opsi yang ada, dan buatlah keputusan terbaik yang dapat Anda ambil.
Terdapat beberapa kelebihan pada pilihan lantai kayu keras dan bambu. Lantai dari kayu keras seperti yang dapat kita temui di toko bangunan memiliki variasi warna, lebar dan kehalusan; sedangkan bambu terbatas hanya pada beberapa macam tingkat kegelapan; yang paling banyak tersedia adalah yang berwarna alami (warna pirang terang), dan berkarbonisasi (warna coklat medium yang dibuat dengan memanaskan bambu, yang membuatnya agak lembut). Baik lantai kayu maupun lantai bambu, keduanya tahan lama, menarik, dan relatif mudah untuk dipasang.
Tapi apakah bambu ramah lingkungan?
Ada pendapat yang mengatakan bahwa lantai bambu lebih berkelanjutan daripada lantai kayu keras. Suatu penelitian menyimpulkan bahwa bambu menahan lebih banyak karbon daripada pohon, sehingga membantu dalam menangkal perubahan iklim global. Pohon meranti dan jenis kayu lainnya memerlukan waktu lama untuk dewasa; di lain pihak, bambu dapat diperbaharui, cepat tumbuh dan cepat beregenerasi setelah dipangkas. Bambu tumbuh dengan cepat, dan telah menjadi pilihan populer untuk membuat lantai, sehingga banyak lahan hutan di Asia dilaporkan telah ditebang agar penduduk setempat dapat menumbuhkan bambu.
Membabat hutan untuk menumbuhkan bambu tidak terdengar ramah lingkungan?
Sebenarnya tidak seperti itu, inilah yang menyebabkan mengapa saat ini banyak orang percaya bambu bukanlah merupakan produk ramah lingkungan -- melainkan kehijauan (membicarakan warnanya). Selain itu terdapat juga keprihatinan mengenai pengangkutan produk tersebut ke berbagai pelosok dunia, yang mengurangi nilai ramah lingkungannya, dan penggunaan formaldehid dalam sekian banyak proses pembuatan lantai bambu dikhawatirkan menjadi kandungan yang menyebabkan kanker. Selain itu, beberapa kritik menyebutkan bahwa kecepatan tumbuh bambu seringkali karena penambahan pupuk dan pestisida sintetik.
Anda telah sangat menyurutkan keinginan saya untuk menggunakan lantai bambu. Terima kasih banyak.
Bambu tetap memiliki banyak sifat berkelanjutan, seperti yang dijabarkan sebelumnya, dan ada beberapa kemajuan yang dibuat dalam metode pemrosesannya.
Jadi sebenarnya bambu berkelanjutan atau tidak sih?
Di luar negeri, bambu telah dikategorikan sebagai material ramah lingkungan. Perlu diingat bahwa ada pilihan lain yang mungkin sama "hijau" atau "lebih hijau" daripada bambu. Gabus, linoleum, dan kayu keras yang dikeringkan cukup menarik untuk dijadikan alternatif pembuatan lantai yang ramah lingkungan. Lihat dengan cermat pada opsi yang ada, dan buatlah keputusan terbaik yang dapat Anda ambil.
Post a Comment for "Apakah bambu ramah lingkungan?"